Siang hari ini aku menemukan salah satu kakak tingkatku, telah berpindah keyakinan. Padahal semester sebelumnya aku lihat dia masih memakai jilbab di kesehariannya. Petang harinya aku ngobrol dengan teman seangkatan dengan tema JIL, hadist, aqidah, dan Rohis yang sedang jadi hot news di media massa. Malam harinya aku membaca artikel-artikel di voa-islam.com, tentang aktivis dan penistaan islam yang dilakukan oleh sutradara film Innocence Islam.
Malam ini, melalui tulisan ini, aku ingin menyampaikan keruwetan pikiranku atas berbagai informasi yang kudapat diatas. Timbul berbagai pertanyaan dibenakku:
1. Bagaimana bisa seseorang bisa tidak puas dengan ajaran islam yang lengkap dan santun?
2. Bagaimana bisa seseorang disekitar lingkungan dakwah kampus, bisa merasa tidak puas dengan islam?
3. Bagaimana bisa saya tidak menyadari adanya gejolak yang terjadi di sekitarku terkait islam?
4. Bagaimana bisa aku dan teman-teman disekitarku masih belum mengenal dengan islam secara kaffah?
5. Bagaimana bisa teman-teman di sekitarku masih banyak yang belum mapan aqidahnya?
6. Bagaimana bisa orang-orang disekitarku masih meragukan islam sebagai solusi peradaban?
7. Bagaimana bisa, aku masih diam saat Nabi Muhammad saw. dilecehkan sebegitu rendahnya?
8. Bagaimana bisa, aku masih tertidur nyenyak dengan berbagai pemberitaan negatif mengenai islam?
9. Bagaimana bisa, aku masih berkutat dengan masalah-masalah sepele dihadapanku, saat berbagai masalah besar menanti untuk diselesaikan?
10. Apakah bisa aku masuk ke Jannah-Nya dengan amalku yang sekarang? Dengan sedikitnya pengaruh baikku ke lingkunganku yang sekarang? Dengan sedikitnya waktuku yang kubakti untuk-Nya?
Sungguh berat hidup dizaman ini. Saat fitnah adalah hal yang tak lagi dijauhi. Saat kesempatan maksiat tak pernah hilang dari mata. Saat perempuan hamil diluar nikah sudah biasa. Saat anak-anak kehilangan keluguaannya. Saat tak bisa lagi dilihat dengan jelas, mana yang haq, dan mana yang bathil.
Ya Allah, bimbinglah hambamu yang lemah ini,..