Rabu, 24 Agustus 2011

Dampak Globalisasi Terhadap Perusahaan Lokal



Globalisasi dapat diinterpretasikan dalam berbagai macam pengertian. Menurut Potter (2001), globalisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses ‘global network’ dan interaksinya dalam suatu pembangunan ekonomi dan kebijakan-kebijakan lainnya yang terkait didalamnya. Sedangkan Burgman (2003) menginterpretasikan globalisasi sebagai suatu yang berhubungan dengan global neo-libaralisme dan pasar bebas. Sosiolog lainnya seperti Chang (2003) mendefinisikannya sebagai keterlibatan ‘transnational corporations’ dan saling ketergantungan antar negara dalam pembangunan ekonomi. Di lain pihak Held dkk (dalam Gray dan Lawrence 2003: 17) menerjemahkan globalisasi sebagai proses pelebaran dan percepatan dari saling keterkaitan yang membentuk suatu jejaring dunia yang mencakup semua aspek kehidupan sosial, dari kebudayaan sampai dengan kejahatan, dan dari keuangan sampai spiritual. Oleh karena begitu banyaknya interpretasi dari globalisasi, dalam essay ini saya akan memilih salah satu interpretasi yang menurut saya paling cocok dengan pembahasan yang akan kita lakukan. Pengertian yang saya kemukakan adalah pengertian dari Held dkk.
Melihat pengertian globalisasi yang dikemukakan Held dkk, kita dapat melihat betapa kompleksnya fenomena-fenomena yang terjadi dalam globalisasi. Menurut pengertian tersebut, kita dapat mengatakan bahwa dengan adanya globalisasi, batas-batas ruang, waktu, budaya, bahkan keintiman telah lenyap. Segala pembatas yang selama ini terbangun, satu persatu dilepas, digantikan tembok kaca yang transparan. Setiap orang kini terbanjiri oleh berbagai informasi dan pilihan.
Pada essay ini, kita tidak akan membahas mengenai sejarah globalisasi, bagaimana proses ini bisa berlangsung, dan berbagai pembahasan-pembahasan lain yang lebih mendalam mengenai globalisasi. Dalam essay ini kita akan berfokus mengenai efek-efek yang ditumbulkan oleh globalisasi terhadap perusahaan lokal yang ada di Indonesia.
Berbicara mengenai dampak, atau efek dari globalisasi, kita akan menemukan dua jenis efek yang dihasilkan oleh globalisasi. Efek tersebut ialah efek langsung dan efek tak langsung. Efek langsung dari globalisasi terhadap perusahaan lokal ialah berbagai macam efek yang secara jelas mempengaruhi perusahaan lokal secara fisik. Efek-efek tersebut diantaranya, terbanjirinya konsumen dengan produk-produk asing, persaingan-persaingan dengan perusahaan-perusahaan baru yang berdiri di Indonesia atas modal asing, dan dikuasainya media-media iklan oleh pihak asing. Sedangkan efek tak langsung dari globalisasi ialah berbagai efek yang timbul dari proses globalisasi yang menyerang sisi non fisik dari perusahaan maupun konsumen, tetapi memberikan dampak yang cukup serius terhadap keberlangsungan perusahaan tersebut. Beberapa contoh efek tak langsung dari globalisasi ialah terseretnya konsumen dalam arus mode yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan multi nasional, selera konsumen yang beralih pada produk-produk “modern”, dan ketergantungan konsumen terhadap suatu produk luar.
Dampak langsung yang pertama dari globalisasi ialah dibanjirinya rakyat Indonesia dengan produk-produk dari perusahaan asing. Tak dapat kita sangkal bahwa fenomena ini sudah terjadi sejak orde baru, semenjak Indonesia menandatangani perjanjian dengan WTO, AFTA dan APEC tentang deregulasi ekonomi. Semenjak itu pintu Indonesia terhadap perusahaan-perusahaan asing terbuka lebar. Berbagai perusahaan multi nasional mulai mengincar berbagai sektor strategis perekonomian Indonesia. Semenjak itulah produk-produk buatan perusahaan asing mulai tersebar di pasar Indonesia.
Jika kita telaah secara mendalam, sebenarnya dalam kondisi tersebut terbentuk atmosfir yang cukup kondusif untuk bisa maju. Dengan banyaknya produk-produk asing yang beredar, semakin banyak plihan konsumen terhadap suatu produk / jasa. Dengan banyaknya pilihan tersebut, tercipta pemikiran bahwa jika kita tidak memenangkan pilihan konsumen, perusahaan akan terseok-seok. Dengan munculnya pemikiran tersebut, perusahaan-perusahaan berusaha melakukan inovasi-inovasi untuk bisa bertahan di persaingan tersebut. Akan tetapi, untuk memenangkan persaingan tersebut, dibutuhkan berbagai macam faktor pendukung. Faktor-faktor pendukung tersebut diantaranya sumber daya manusia yang memadahi, perlindungan negara dari praktek monopoli, bantuan suntikan modal, dan dukungan konsumen. Tanpa hal-hal tersebut, perjuangan perusahaan lokal untuk bertahan dan memenangkan persaingan dikhawatirkan tak akan bertahan lama.
Dampak fisik berikutnya ialah persaingan-persaingan dengan perusahaan-perusahaan baru yang berdiri di Indonesia atas modal asing, dan dikuasainya media-media iklan oleh pihak asing. Kedua dampak tersebut sebenarnya berakar dari satu fenomena inti, yaitu mengalirnya modal asing dalam jumlah besar. Fenomena ini dapat dikatakan petaka bagi perusahaan-perusahaan lokal. Dengan mengalirnya modal tersebut, pihak asing dapat dengan leluasa mengembangkan sayap perusahaannya di Indonesia. Mereka dapat dengan mudah mendapatkan berbagai fasilitas dengan kucuran modal yang besar itu. Tetapi sebenarnya fenomena ini dapat menjadi peluang yang sangat menjanjikan jika perusahaan lokal dapat memanfaatkannya. Jika perusahaan-perusahaan lokal dapat menciptakan ide-ide dan produk-produk yang kreatif, inovatif, dan berpeluang besar menjadi market star bukan hal yang mustahil jika kucuran modal tersebut mengalir ke perusahaan lokal.
Sekarang kita akan mulai membahas salah satu dampak tak langsung dari globalisasi, yaitu terombang-ambingnya konsumen dalam arus mode yang diatur perusahaan besar. Menurut pandangan saya, konsumen adalah salah satu komponen bisnis yang tidak dapat diatur perilakunya. Akan tetapi, konsumen dapat kita prediksi perilakunya. Dengan suatu pendekatan tertentu, sebenarnya kita dapat menebak keputusan-keputusan yang akan diambil oleh konsumen. Jika kita analogikan sebagai permainan arung jeram, perusahaan lokal dapat kita analogikan sebagai orangnya, dan konsumen sebagai perahunya. Walaupun perusahaan lokal tidak dapat membuat arusnya, tetapi mereka setidaknya dapat mengatur arah laju perahu dengan dayung yang merupakan analogi dari prediksi keputusan konsumen. Kemudian mengenai efek-efek tak langsung lainnya, menurut pemikiran saya dapat teratasi jika perusahaan lokal berhasil mengarahkan konsumen dengan baik.
Kesimpulannya adalah, adanya globalisasi memang memaksa perusahaan-perusahaan lokal untuk keluar dari zona nyaman mereka dan bersaing di tepi jurang kebangkrutan. Untuk bisa memenangkan persaingan tersebut, dukungan pemerintah dan sumber daya manusia sangatlah dibutuhkan. Jika kedua hal tersebut terpenuhi, niscaya perusahaan lokal tidak akan kalah bersaing dengan perusahaan multi nasional.

1 komentar: